Mauk, Kabupaten Tangerang – Senin, 23 September 2024. SMKN 5 Kabupaten Tangerang kembali menggelar kegiatan penting dalam rangkaian pelaksanaan Program Bantuan Pemerintah Sekolah Menengah Kejuruan Yang Mengembangkan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory) Skema Pengimbasan Tahap III Tahun 2024. Kali ini, fokus utama acara adalah penyamaan persepsi mengenai implementasi program TEFA yang melibatkan berbagai pihak terkait.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh moderator, yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala SMK Negeri 5 Kabupaten Tangerang Bapak Surta Wijaya, S.Kom., M.M. Dalam sambutannya, Bapak Surta menjelaskan mengenai implementasi TEFA sebagai model pembelajaran yang menggunakan skema pengimbasan dari kegiatan workshop sebelumnya. Model ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi dengan mengadopsi budaya kerja di sekolah.

Selanjutnya, Bapak H. Maksis Sakhabi, S.Sos.I., M.Ap., selaku Kepala Seksi SMK dan SKh Kantor Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Wilayah Kabupaten Tangerang, menyampaikan harapan besar terhadap pelaksanaan program Teaching Factory (TEFA). Beliau menegaskan bahwa program ini harus diimbangi dengan pembentukan soft skill yang kuat pada peserta didik, selain kemampuan hardskill.

Selanjutnya, Bapak Dr. Lukman, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten  juga memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau memberikan arahan yang sangat penting terkait pelaksanaan program Teaching Factory (TEFA) dan sekaligus membuka acara secara resmi. Beliau menekankan beberapa poin penting terkait peningkatan kemampuan peserta didik dan penguatan kolaborasi dengan dunia usaha dan industri (DUDI).

Beberapa sekolah yang menerima pengimbasan dari SMKN 5 Tangerang antara lain SMKN 1 Warunggunung, SMKS Bina Karya, dan SMKN 7 Kota Serang. Kolaborasi yang sudah terjalin diharapkan terus berlanjut untuk pengembangan program ini. Selain itu, beliau juga menekankan bahwa pendidik memiliki peran penting dalam memberikan pengetahuan yang aplikatif kepada siswa, sehingga lulusan SMK memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Bapak Iik Muhamad Malik Matin dari Politeknik Negeri Jakarta. Beliau memaparkan tentang pentingnya penyamaan persepsi dalam program bantuan Teaching Factory skema pengimbasan. Pemaparan tersebut mencakup beberapa aspek, antara lain workshop persiapan pembelajaran, penyusunan modul ajar, instrumen asesmen, dan evaluasi penerapan TEFA.

Dalam penjelasannya, TEFA merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan kurikulum sekolah dengan proses produksi sesuai standar operasional prosedur (SOP) dunia kerja. Dengan demikian, lulusan diharapkan memiliki kompetensi yang relevan dan siap bekerja di industri.

Beberapa prinsip utama dalam penerapan TEFA yang dipaparkan adalah kualitas pembelajaran yang harus selalu ditingkatkan, profesionalisme, serta akuntabilitas dan efisiensi dalam pelaksanaan program. Tahapan pengembangan TEFA meliputi sosialisasi program, pengorganisasian, penguatan mitra, hingga pelaksanaan pembelajaran dan tindak lanjutnya.

Selain itu, dibahas pula mengenai proses pelaksanaan pembelajaran TEFA yang dimulai dari identifikasi produk, analisis kompetensi, perencanaan produk, hingga layanan purna jual. Monitoring dan evaluasi program juga dilakukan berdasarkan tata kelola, proses dan hasil pembelajaran, sumber daya manusia (SDM), serta hubungan dengan mitra kerja.

Dalam akhir acara, diharapkan bahwa tujuan TEFA sebagai media pembelajaran praktis dapat tercapai, memicu kreativitas siswa, dan menciptakan produk yang berkelanjutan. Dengan TEFA, paradigma pembelajaran berbasis dunia usaha dan industri di sekolah dapat terwujud, serta meningkatkan kompetensi pendidik melalui interaksi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Acara Penyamaan Persepsi ini ditutup oleh MC, dengan harapan TEFA dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi pendidikan vokasi di Indonesia.